Thursday, January 8, 2009

TRUE TYPE FONT, OPEN TYPE & POSTSCRIPT....

Kita designer selalu bicara soal fonts....berikut sedikit penjelasan mengenai true type font, open type dan postscript font.....

true type font>>
TRUE TYPE pada awalnya adalah jenis font yang diciptakan oleh Apple pada akhir tahun 1980 dan pada awalnya tentu hanya dapat digunakan di Apple Computer. Sejalan perkembangannya, Apple kemudian memberikan lisensi True Type ini kepada Microsoft. Langkah ini sebenarnya hanyalah taktik marketing dari Apple untuk menjauhkan diri dari pesaing utama mereka yaitu Adobe , yang memproduksi ‘Type 1 Font’.
Microsoft kemudian mulai menggunakan True Type Font ini pada tahun 1991 dalam sistem operasi mereka yang baru yaitu Windows 3.1. Sekarang format True Type Font ini adalah format yang paling sering digunakan untuk MAC OS dan Windows.

open type>>
Format OPEN TYPE ini pada awalnya adalah dikembangkan oleh Microsoft yang kemudian mengalami perkembangan yang pesat dengan bergabungnya Adobe System. Format ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1996 dan hanya dalam 5 tahun, mengalami peningkatan yang sangat pesat dalam penggunaannya hampir di seluruh dunia.

post script>>
Format post script ini dikembangkan oleh Adobe dan khusus digunakan untuk keperluan ‘professional printing’….:)
Wah, hebat ya……, tapi sebagai produsen utama software software disain grafis, rasanya sah-sah saja jika Adobe membuat sebuah pernyataan seperti itu, (hehehe….).

Jadi kesimpulannya adalah:
TRUE TYPE FONT ternyata pada awalnya adalah kepunyaan APPLE, sedangkan
OPEN TYPE , adalah ‘kepunyaan’ MICROSOFT.
Dan terakhir ‘POST SCRIPT’ ternyata dikembangkan oleh ADOBE.
Jadi semua ternyata hanyalah “MERK DAGANG” saja ya…..
Hebat…….

(Wikipedia)

LOW RES & HIGH RES PHOTO......

Banyak ‘teman-teman awam’ yang masih bingung dengan istilah diatas. Merasa sudah mengirimkan foto / gambar (yang katanya sudah ‘highres’), tapi begitu kita terima dan kita cek, ternyata masih ‘lowres’.
Apa sih bedanya? Berikut saya share point point penjelasannya.

HIGHRES (HIGH RESOLUTION), itu tidak selalu identik dengan foto / gambar yang memiliki ukuran panjang x lebar dalam satuan centimeter yang besar. Pengertian HIGHRES itu sendiri lebih kepada jumlah Pixel yang dimiliki foto / gambar tersebut ( contoh: Kamera 5 MP lebih banyak jumlah Pixelnya daripada Kamera 2 MP, jadinya, foto dari kamera 5M bisa dicetak lebih besar daripada kamera 2MP, tanpa mengurangi kualitas hasilnya)

Nah, HIGHRES atau LOWRES ini lebih sering digunakan jika kita mau mencetaknya. Kebutuhan resolusi minimum untuk mencetak itu adalah 300 dpi (dots per-inci, atau dot per-pixel). Kurang dari itu, foto atau gambar yang kita print akan terlihat ‘jaggy’ alias kotak- kotak, atau orang bilang gambarnya ‘PECAH’.
Dengan bantuan Photoshop, kita dapat mengetahui resolusi sebuah foto/gambar dan jika perlu, kita dapat membuatnya menjadi HIGHRES atau beresolusi 300 dpi. Berikut caranya.

Bukalah file yang dimaksud dengan menggunakan Photoshop. Masuk menu IMAGE dan pilihlah IMAGE SIZE. Pada bagian ‘Document Size’, gantilah satuan ukurannya menjadi ‘Centimeter’, dan tab ‘Resolution’nya menjadi pixels per inci. Jika ‘Resolution’ nya sudah 300 pixel per inci, berarti foto /gambar Anda sudah HIGHRES dan siap dicetak/print. Jika masih 72 pixels per inci, lakukan langkah sebagai berikut : MATIKAN tanda ‘centang’ pada tab ‘Resample Image’ dan pada tab ‘resolution’ tadi, ganti angka ‘72’ menjadi ‘300’. Anda akan lihat bahwa dengan merubahnya menjadi ‘300’, terlihat ukuran Centimeter pun akan ikut berubah menjadi LEBIH KECIL, sementara ‘PIXEL DIMENSIONS’ nya tetap. Klik OK. Foto / gambar Anda sudah HIGHRES. Dan jangan lupa untuk men-SAVE’ foto/gambar Anda tadi (dalam JPEG format).



Ada kalanya, kita harus memperkecil sebuah foto sehingga dapat lebih cepat dikirimkan melalui email. Misalkan kebutuhan foto/gambar tersebut hanya seukuran 6 x 10 cm sementara foto/gambar tersebut setelah kita cek dengan ‘IMAGE SIZE’ Photoshop memiliki ukuran 16 x 23 cm (dengan resolusi 300 pixels per inci, tentunya),lakukan langkah sebagai berikut: AKTIFKAN tanda ‘centang’ pada tab ‘RESAMPLE IMAGE’. Lalu masukan Angka yang diinginkan pada tab ‘WIDTH’ atau ‘HEIGHT’ (pilih salah satu saja). Pastikan tanda ‘centang’ pada ‘SCALE STYLES’ dan ‘CONSTRAIN PROPORTIONS’ aktif. Klik OK, dan foto/gambar Anda akan mengecil tanpa mengurangi ‘Resolution’ nya. Save As dalam format JPEG dan beri nama lain pada file Anda.


Selamat Mencoba,


Salam,
Balipixel

Tuesday, January 6, 2009

Tips Membuat E-NewsLetters 1-2-3

Anda tidak membutuhkan sebuah komputer canggih keluaran terbaru dengan program desain-grafis yang rumit, untuk dapat membuat sebuah e-newsletter yang baik dan tentu saja menarik.Cukup dengan aplikasi Microsoft Office application dan sedikit tips serta latihan, Anda akan dapat mendesain sebuah tampilan e-newsletter yang menarik dan membuat orang tertarik untuk membacanya.

Langkah pertama untuk membuat sebuah e-newsletter adalah menentukan isi, baik teks maupun foto atau gambar untuk ilustrasinya. Buatlah teks yang singkat dan pilihlah foto / gambar yang terbaik menurut anda, serta memiliki resolusi yang cukup tinggi.

Langkah selanjutnya adalah menentukan judul dari e-newsletter Anda. Buatlah judul yang kreatif, beri warna yang menarik. (Tidak ada salahnya jika Anda mencoba untuk melihat barang barang di sekeliling Anda, siapa tahu mata Anda akan ‘terbentur’ dengan warna yang ‘memikat’, atau jika tidak berhasil, cobalah membuka majalah, dan temukan warna yang menarik menurut Anda).

Setelah disain selesai, dan anda puas dengan hasilnya, langkah terakhir adalah membuat versi resolusi rendah dari disain tersebut. Jika Anda menggunakan aplikasi Microsoft Office, Anda dapat membuat hasil akhir pekerjaan Anda dalam format .jpg atau .pdf. Atau jika Anda membuat disain Anda dengan menggunakan aplikasi program Disain Grafis, anda cukup meng-export-nya menjadi format .jpg atau .pdf.

Pastikan besar file Anda tidak lebih besar dari 250 kB, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama dalam proses downloadnya.

Selamat Mencoba.

Salam,

Balipixel